Senin, 20 Juni 2011

Benih Padi Lokal Ungguli Impor

Kebijakan pemerintah yang cenderung lebih memilih jalan pendek telah menghambat kemandirian bangsa. Di bidang pangan, misalnya, pencapaian swasembada tidak diupayakan dengan semaksimal mungkin. Mereka seakan ingin mempertahankan kebijakan impor.

Sebagai contoh penyediaan benih padi. Tiap tahunnya, pemerintah mendatangkan ribuan hingga puluhan ribu ton benih dari sejumlah negara seperti China, Thailand, dan Vietnam. Ironisnya, anak bangsa sesungguhnya mampu menghasilkan benih-benih yang lebih unggul ketimbang benih impor. Persoalannya, dukungan pemerintah untuk mendorong penemuan benih unggul untuk kemudian memproduksi secara massal sangat minim.


Hal itu yang dirasakan petani asal Cirebon, Surono Danu. Ia berhasil menemukan varietas benih padi baru. Varietas yang diberi nama sertani itu diklaim mampu menandingi padi hibrida yang benihnya masih banyak diimpor.

Keunggulan varietas temuan Surono tidak hanya dari segiproduktivitas, tetapi juga tahan serangan hama wereng. Sertani adalah hasil penyiangan padi lokal antara pejantan dayang rindu dengan betina sirendah.

"Saya mulai coba menyi-langkan sejak 1985 dan diuji tanam di petani sejak 1992," ujar Surono, pemulia benih tersebut yang meriset di Lampung di sela pertemuan pe-muliaan padi galur lokal, di Jakarta, pekan lalu.

Surono menyebutkan produktivitas benih padi sertani bisa mencapai sekitar 13 ton gabah kering panen (GKP) per hektare (ha). "Uji coba di Sumedang, kemarin, ada yang bisa panen 11,8 ton GKP per hektare," ungkapnya.

Karena harus bergerak tanpa sokongan pemerintah, Surono hanya memasarkan benih temuannya ke komunitas petani tertentu. Itu pun tanpa mengambil untung.

"Yang penting buat saya bagaimana caranya bisa memberi makan masyarakat Indonesia dari hasil riset saya," tuturnya. Menurut dia, petani di beberapa daerah seperti Lampung, Klaten, dan Sumedang telah menggunakan benih sertani.

Keunggulan sertani diakui peneliti benih padi Soedjat-miko. Ia mengatakan varietasitu terbukti mampu mengungguli benih padi hibrida. "Dari hasil survei dan penelitian, varietas sertani dari segi aroma, rasa, tampilan, dan ringkat pu-lennya rata-rata indeksnya 8."

Hentikan impor

Pada kesempatan yang sama, mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih meminta pemerintah menghentikan impor benih padi. Benih impordinilai membahayakan karena berpotensi membawa jenis penyakit tanaman baru di Indonesia.

"Berdasarkan pengalaman pun, para petani selalu gagal panen akibat menanam benih padi impor," katanya saat ditemui dalam acara pertemuan pemuliaan padi galur lokal di Jakarta, pekan lalu.

Hal senada juga disampaikan penggagas sistem tani organik Jawa Barat, Solihin. Ia mengatakan uji coba benih padi dari China di Sumatra Barat terbukti gagal.

Produksi padi dari benih China hancur terserang oleh wereng cokelat. Padi hampa dan terserang wereng cokelat. Benih padi impor dari Thailand mengandung penyakit jika ditanam di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar