Senin, 21 Februari 2011

Harga Kedelai Rp 7.500 Ideal bagi Petani

 Harga kedelai pada kisaran Rp 7.000-7.500 per kg dinilai ideal bagi petani. Pasalnya, selama ini petani tidak menikmati keuntungan yang semestinya sehingga produksi komoditas kacang-kacangan tersebut rendah.

Ketua Dewan Kedelai Nasional Benny Kusbini menuturkan, harga kedelai impor di pasar dalam negeri Rp 5.000 per kg harus dipertanyakan, karena sudah mendapat subsidi habis-habisan dari pemerintahnya.

Selama ini, kata dia, produktivitas kede Iai nasional rendah, hanya 800 kg-1 ton per hektare (ha). Dengan harga Rp 7.500 per kg, petani hanya memperoleh penghasilan Rp 7,5 juta per ha, belum dipotong oleh biaya lainya sehingga petani tidak pernah sejahtera. Produktivitas kedelai lokal memang lebih rendah ketimbang Brasil atau Amerika yang mencapai 1,6 ton per ha.


"Agar petani bergairah, meskipun harga kedelai di luar negeri Rp 5.000, pemerintah harus tetap melindungi petani. Kementerian perdagangan harus mengambil kebijakan agar kedelai impor tidak lebih rendah dari kedelai lokal," papar Benny di Jakarta, Senin (21/2).

Menurut dia, benang kusut persoalan kedelai bisa diselesaikan jika semua pihak bertekad karena masalah pangan mutlak harus diselesaikan. Hal itu bukan hanya tanggung jawab Kementerian Pertanian (Kemen-tan). Jika harga kedelai masih Rp 4.000-5.000 per kg, petani tentu enggan menanam. Untuk itu, Kementan dan Kementerian Perdagangan harus duduk bersama untuk menentukan harga ideal kedelai.

Dia menilai, pengrajin tahu-tempe yang saat ini memrotes bukan karena lonjakan harga kedelai, tetapi karena cash flow-nya melonjak karena harga naik tajam. Sebenarnya, perajin berharap harga kedelai sta-biL "Harga kedelai mau Rp 15-20 ribu per kg juga dibeli, yang penting stabil" kata dia.

Produksi kedelai dalam negeri saat ini rata-rata 800 ribu ton per tahun. Sedangkan kebutuhan mencapai 2,4 juta ton. Demi mencapai swasembada kedelai, produksi harus digenjot sebanyak 1,6 juta ton. Untuk itu, lahan kedelai harus ditambah 1,6 juta ha.

"Produktivitas kedelai harus ditingkatkan agar penambahan lahan tidak terlalu besar. Itu tugas pemerintah untuk membantu petani meningkatkan produktivitas," ujar Benny.

Benny menambahkan, untuk mencapai swasembada kedelai 2014, pemerintah perlu menambah lahan 375 ribu ha per tahun. Selain itu, pemerintah bisa mendirikan BUMN kedelai, seperti kelapa sawit

Siasat Produksi

Sebelumnya, dari Surabaya dilaporkan, Wardam, pengusaha tahu asal kota itu harus menyiasati pembuatan tahunya, untuk bisa mendapatkan laba dari usaha yang sudah ditekuninya bertahun-tahun itu. Belakangan ini, Wardam mengurangi produksi tahu dari yang semula tiap harinya 1 ton, menjadi hanya 8 kuintal.

Yang membuat para pengusaha tahu kelimpungan, kata dia, kenaikan harga kedelai tersebut tidak diimbangi dengan kenaikan harga tahu di pasaran.

"Sementara ini harga kedelai terus naik, tapi kami tidak berani menaikkan harga tahu, karena takut kehilangan pelanggan," keluhnya.

Untuk menyiasati agar usaha pembuatan tahu itu tidak merugi dan mengakibatkan gulung tikar karena kenaikan harga bahan baku, ia mengatur jadwal masuk para pekerjanya. "Mereka masuk secara giliran, dalam minggu mereka hanya masuk kerja tiga hari," ujar Wardam.

Kadar Oesmadi, ketua Asosiasi Petani Kedelai Indonesia (APKI) mengatakan, naiknya harga kedelai impor dan menipisnya stok kedelai lokal membuat industri pengolahan kedelai kelimpungan. Kondisi ini sebetulnya bukan kali pertama terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar